Konsep DevSecOps: Cara Kerja Baru dalam Pengembangan Teknologi Modern

Ditulis olehIkhsan Hanif

12 Aug 2024

Konsep DevSecOps: Cara Kerja Baru dalam Pengembangan Teknologi Modern

Keamanan platform digital seperti website, software, dan aplikasi mobile kini telah menjadi prioritas utama di era yang semakin kompleks, sehingga mendorong munculnya sebuah istilah yaitu DevSecOps.

DevSecOps, model pendekatan yang menggabungkan pengembangan, keamanan, dan operasi, hadir sebagai solusi untuk memastikan setiap tahap dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak berjalan dengan aman. Model ini menggabungkan berbagai praktik serta framework keamanan terbaik guna mendeteksi adanya anomali untuk mencegah ancaman secara proaktif.

Dalam artikel ini, kita akan bahas mulai dari definisi DevSecOps, alur (DevSecOps Flow), proses (DevSecOps Process), model (DevSecOps Model), hingga manfaat yang diperoleh dari penerapan konsep ini.

Jika biasanya kita mendengar istilah DevOps (Development Operations), maka terdapat istilah lain yang patut kita ketahui juga, yakni DevSecOps.

DevSecOps adalah pendekatan yang mengintegrasikan praktik-praktik keamanan ke dalam setiap tahap siklus pengembangan perangkat lunak atau Software Development Life Cycle (SDLC), mulai dari tahap awal perencanaan hingga produksi.

Singkatan DevSecOps itu sendiri berasal dari 3 kata kunci utama, yaitu:

  • Dev (Development): Pengembangan platform dan perangkat lunak
  • Sec (Security): Keamanan
  • Ops (Operations): Operasi atau pengelolaan

Konsep DevSecOps ini didesain sebagai operasi untuk memastikan bahwa setiap bagian dari siklus hidup pengembangan perangkat lunak berjalan dengan aman.

Pada praktiknya, proses implementasi DevSecOps tidak hanya mampu meningkatkan keamanan, namun juga mempercepat waktu pengiriman aplikasi dengan memadukan otomatisasi dan kolaborasi tim.

Dengan mengintegrasikan langkah-langkah keamanan ke dalam proses DevOps, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap perubahan kode diuji keamanannya sebelum diterapkan.

Di era digital yang saat ini kita jalani, ketertarikan perusahaan akan DevSecOps di Indonesia makin meningkat seiring dengan kesadaran akan pentingnya keandalan serta keamanan dalam proses penciptaan produk.

Akan tetapi, memang tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak perusahaan yang belum sepenuhnya mengadopsi praktik DevSecOps ini karena berbagai macam faktor.

Padahal, DevSecOps ini cukup memainkan peran penting karena menyempurnakan praktik DevOps yang biasa kita temukan, setidaknya dalam 3 hal yaitu Efisiensi Proses, Keamanan Sistem, dan Kolaborasi Tim.

Efisiensi Proses dapat terjadi dikarenakan DevSecOps mampu menjembatani antar proses di dalam SDLC dengan menawarkan langkah terbaik yang lebih sederhana berupa framework atau metode pengembangan lainnya. Contohnya, seperti memanfaatkan metode Continuous Integration & Continuous Delivery (CI/CD Pipelines).

Kemudian, Keamanan Sistem pada DevSecOps dapat terjamin sejak awal, terutama dari ancaman serangan siber terus meningkat dari waktu ke waktu.

Serangan siber dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar, kerusakan reputasi, dan bahkan gangguan operasional bisnis. Oleh karena itu, DevSecOps hadir sebagai solusi untuk mengatasi ancaman ini dengan cara yang lebih proaktif.

Terakhir, DevSecOps ini mampu menghantarkan perusahaan kepada Kolaborasi Tim yang lebih produktif, di mana tim akan saling bekerja sama dalam menciptakan suatu produk yang tidak hanya andal dari sisi performa, namun juga aman dan dapat dioperasikan secara terus-menerus.

Manfaat DevSecOps dalam Proses Pengembangan Produk

DevSecOps memberikan banyak manfaat bagi perusahaan yang ingin meningkatkan keamanan aplikasi mereka sembari mengembangkan dan mengoperasikan platform yang mereka miliki.

Beberapa manfaat ketika mengadopsi DevSecOps, antara lain:

  • Peningkatan Keamanan
    Dengan mengintegrasikan keamanan sejak awal pengembangan hingga nanti pada saat produk mulai dioperasikan, risiko kerentanan dapat diidentifikasi dan diatasi lebih cepat.
  • Peningkatan Efisiensi
    Otomatisasi keamanan dalam proses pengembangan dan pengoperasian dapat mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah.
  • Peningkatan Kualitas Produk
    Produk yang dikembangkan dengan pendekatan DevSecOps cenderung lebih stabil dan berkualitas.
  • Peningkatan Kolaborasi & Inovasi
    DevSecOps mendorong upaya inovasi akibat adanya kolaborasi antara tim pengembangan, keamanan, dan operasi.

Jika kita bahas DevSecOps ini sedikit lebih dalam, Anda akan menemukan beberapa model, alur, dan juga framework dari DevSecOps, yaitu:

A. Komponen Utama dalam Model DevSecOps

Model DevSecOps terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:

  1. People
    Tim yang terdiri dari pengembang, insinyur keamanan, dan tim operasi.
  2. Process
    Proses pengembangan yang mencakup perencanaan, pengembangan, pengujian, dan deployment.
  3. Technology
    Serangkaian alat dan teknologi yang digunakan untuk mendukung proses DevSecOps.

B. Alur Proses DevSecOps (DevSecOps Flow)

Selanjutnya kita masuk kepada alur proses DevSecOps yang secara umum meliputi tahap-tahap berikut:

  1. Perencanaan (Planning)
    Identifikasi kebutuhan keamanan dan integrasikan ke dalam perencanaan proyek.
  2. Pengembangan (Development)
    Implementasi praktik keamanan dalam kode.
  3. Pengujian (Testing)
    Melakukan pengujian keamanan secara otomatis dan manual.
  4. Deployment
    Deploy aplikasi ke lingkungan produksi.
  5. Monitoring
    Memantau secara terus-menerus untuk mendeteksi ancaman.

C. Prinsip & Framework DevSecOps

Sebagai gambaran dari praktik ini, berikut beberapa prinsip kerja DevSecOps yang biasa diterapkan ke dalam proses pengembangan perangkat lunak:

1. Holistic Automation

Prinsip ini berfokus pada otomatisasi yang mencakup seluruh SDLC, termasuk pengembangan, pengujian, keamanan, dan operasi untuk memastikan bahwa semua langkah, mulai dari penulisan kode hingga penerapan di lingkungan produksi, dilakukan dengan efisien dan konsisten.

2. Shift Left Security

Prinsip ini melibatkan integrasi langkah-langkah keamanan sejak awal ke dalam SDLC dengan menggesernya ke kiri, sehingga keamanan menjadi bagian proaktif dari proses pengembangan dan bukan hanya sekadar tambahan di akhir.

3. Compliance and Governance

Mengintegrasikan kepatuhan dan tata kelola ke dalam pipeline DevSecOps demi memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi standar performa, keamanan, dan juga regulasi.

4. Continuous Improvement

Prinsip ini secara konsisten memantau dan menilai efektivitas pipeline DevSecOps dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kualitas produk.

5. Collaboration, Communication, and Shared Responsibility

DevSecOps mempromosikan budaya kolaborasi & komunikasi di mana keamanan dan keandalan menjadi tanggung jawab bersama antara tim pengembangan, keamanan, dan operasi.

Selain 5 poin di atas, terdapat juga prinsip-prinsip DevSecops lain seperti Continuous Security Testing, Threat Modeling and Risk Assessment, Security as Code, Immutable Infrastructure, dan sebagainya.

Apabila menggali lebih jauh perihal aspek keamanan, beberapa framework DevSecOps yang sering kita jumpai, antara lain:

  • National Institute of Standards and Technology (NIST)
  • Open Web Application Security Project Security Assurance Maturity Model (OWASP SAMM)
  • Building Security In Maturity Model (BSIMM)
  • Cloud Security Alliance (CSA) & Cloud Controls Matrix (CCM)
  • SysAdmin, Audit, Network, and Security (SANS)

D. DevSecOps Tools dan Integrasi Teknologi

Untuk mendukung implementasi DevSecOps, tentu diperlukan adanya integrasi berbagai alat dan juga teknologi, baik itu yang bersifat free DevSecOps tools maupun yang bersifat premium/paid, misalnya:

  • Jenkins
    Alat untuk server otomasi yang fleksibel digunakan secara terus-menerus untuk membangun dan menguji perangkat lunak yang sedang dikembangkan.
  • Git
    Alat yang berfungsi sebagai sistem kontrol versi, memungkinkan tim berkolaborasi dan melacak perubahan dalam kode secara cepat dan efisien.
  • Docker
    Tool yang digunakan untuk mengemas, mengirim, dan menjalankan aplikasi di dalam container agar dapat berjalan konsisten di berbagai lingkungan pengembangan.
  • Application Security Testing Tools
    Untuk mengidentifikasi kerentanan dalam kode sumber aplikasi baik secara statis ataupun dinamis. Berbagai macam alatnya antara lain Static Application Security Testing (SAST), Dynamic Application Security Testing (DAST), dan Interactive Application Security Testing (IAST)
  • Software Composition Analysis (SCA)
    Alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kerentanan dalam komponen pihak ketiga.
  • OWASP ZAP - Zed Attack Proxy
    Alat yang dipakai untuk melakukan pengujian penetrasi terhadap aplikasi web, termasuk kelemahan keamanan dari aplikasi tersebut.

Praktik terbaik DevSecOps bertujuan untuk mengintegrasikan keamanan ke dalam setiap tahap siklus pengembangan perangkat lunak (SDLC), sehingga kerentanan sistem dapat diidentifikasi dan diatasi sejak dini.

Berikut beberapa praktik terbaik yang dapat Anda terapkan ketika mulai mengimplementasikan konsep DevSecOps ini:

1. Otomatisasi Keamanan

Otomatisasi adalah kunci dalam praktik DevSecOps, di mana hal maksudnya adalah mengotomatiskan tugas-tugas keamanan, seperti:

  • Scanning Kerentanan Sistem
    Melakukan pemindaian secara otomatis untuk mengidentifikasi kerentanan pada kode, konfigurasi, dan infrastruktur.
  • Pengujian Keamanan Sistem
    Melakukan pengujian keamanan secara otomatis sebagai bagian dari pipeline CI/CD.
  • Pembuatan Laporan Performa
    Menghasilkan laporan keamanan secara otomatis untuk memudahkan analisis.

Dari otomatisasi ini, Anda dapat menghemat waktu dan sumber daya perusahaan sembari meningkatkan efisiensi dalam proses development.

2. Kolaborasi Tim yang Efektif

Kolaborasi yang baik antara tim pengembangan, keamanan, dan operasi sangat penting dalam praktik DevSecOps. Beberapa cara untuk menciptakan dan meningkatkan kolaborasi, antara lain:

  • Pembentukan Tim Lintas Fungsional
    Membentuk tim yang terdiri dari anggota dari berbagai disiplin ilmu untuk bekerja sama dalam proyek.
  • Peningkatan Komunikasi antar Individu
    Menggunakan alat komunikasi yang efektif untuk memfasilitasi pertukaran informasi.
  • Pelatihan dan Edukasi Tim
    Menyediakan pelatihan bagi semua anggota tim tentang konsep keamanan dan praktik DevSecOps.

3. Peningkatan Berkelanjutan

DevSecOps ini merupakan proses yang terus menerus berkembang dan juga berkelanjutan. Untuk terus meningkatkan keamanan dalam proses pengembangan dan juga operasi, maka Anda perlu:

  • Monitoring dan Evaluasi
    Memantau secara terus-menerus kinerja keamanan dan mengevaluasi efektivitas langkah-langkah yang telah diambil.
  • Pengumpulan Umpan Balik (Feedback)
    Mengumpulkan umpan balik dari tim dan pengguna untuk terus memperbaiki proses.
  • Adopsi Teknologi dan Cara Kerja Baru
    Mengadopsi teknologi keamanan terbaru untuk mengatasi ancaman yang terus berkembang.

4. Perencanaan Keamanan Awal

Ketika Anda akan mengembangkan suatu platform digital dalam bentuk apapu, mulailah berpikir secara menyeluruh, di mana salah satunya adalah tentang keamanan dalam siklus pengembangan.

Untuk itu, beberapa hal yang dapat Anda dilakukan, yakni:

  • Threat Modeling
    Melakukan identifikasi dan analisis potensi ancaman terhadap aplikasi.
  • Secure by Design
    Merancang aplikasi dengan mempertimbangkan aspek keamanan sejak awal.
  • Secure Coding Practices
    Melatih pengembang untuk menulis kode yang aman.

5. Edukasi dan Pelatihan

Investasikan waktu dan sumber daya untuk melatih semua anggota tim tentang pentingnya keamanan dan praktik DevSecOps. Hal ini akan membantu meningkatkan kesadaran keamanan dan mendorong partisipasi aktif dalam upaya keamanan.

6. Gunakan Tool DevSecOps yang Tepat

Praktik terbaik selanjutnya adalah pilihlah alat yang paling tepat untuk mendukung implementasi DevSecOps ini. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, beberapa contoh alat yang dapat digunakan misalnya Docker, Git, SAST, DAST, IAST, ataupun SCA.

7. Budayakan Keamanan

Praktik DevSecOps yang terakhir, mulailah untuk membangun budaya keamanan yang kuat di dalam perusahaan, baik dalam proses pengembangan platform ataupun hal-hal lain yang masih berkaitan.

Cobalah untuk melibatkan semua anggota tim dalam upaya keamanan, dan berikan penghargaan atas kontribusi mereka.

Sebagai contoh kasus dalam membangun budaya keamanan ini, misalnya sebuah perusahaan e-commerce ingin meningkatkan keamanan pada aplikasi dan juga website mereka.

Maka, mereka dapat menerapkan DevSecOps dengan cara berikut:

  • Otomatisasi
    Menerapkan alat SAST dan DAST untuk memindai kerentanan pada setiap perubahan kode.
  • Kolaborasi
    Membentuk tim keamanan aplikasi yang terdiri dari pengembang, penguji, dan insinyur keamanan.
  • Peningkatan Berkelanjutan
    Melakukan tinjauan keamanan secara berkala dan memperbarui kebijakan keamanan sesuai kebutuhan.
  • Edukasi
    Melatih semua pengembang tentang praktik pengkodean yang aman.

Hasilnya, dengan menerapkan praktik-praktik terbaik tersebut, perusahaan e-commerce dapat mengurangi risiko serangan siber dan melindungi data pelanggan mereka.

Merespon kebutuhan industri global terhadap praktik terbaik DevSecOps, SALT turut menghadirkan layanan Konsultasi Strategi DevSecOps khususnya di Indonesia dengan bersama menemukan solusi sebagai upaya membantu perusahaan dalam menerapkan sistem keamanan yang lebih efektif.

Strategi DevSecOps yang tepat dari SALT mampu menciptakan pendekatan esensial dalam mengintegrasikan keamanan di setiap tahap pengembangan perangkat lunak, di mana terdapat 3 komponen utama yang akan difokuskan, yaitu "People, Process, Technology."

Dengan memahami dan menerapkan alur proses, framework, dan juga model DevSecOps, perusahaan dapat meningkatkan keamanan sembari mengefisiensikan operasional bisnis mereka demi mencapai tujuan bisnis berkelanjutan.

a. Apa Itu DevSecOps Vulnerability Management?

DevSecOps Vulnerability Management atau manajemen kerentanan dalam DevSecOps merupakan praktik yang melibatkan identifikasi, penilaian, dan mitigasi kerentanan keamanan di seluruh siklus hidup pengembangan perangkat lunak.

b. Bagaimana Cara Membangun Framework DevSecOps?

Langkah-langkah dalam membangun framework DevSecOps termasuk menetapkan kebijakan keamanan, memilih alat yang tepat, hingga melatih tim untuk mengikuti praktik DevSecOps.

c. Apa Perbedaan antara DevOps dan DevSecOps?

Perbedaan antara DevOps dan DevSecOps terletak pada praktik atau implementasinya masing-masing. DevOps berfokus pada kolaborasi 2 elemen utama, yaitu "Pengembangan" dan "Operasi". Sedangkan DevSecOps menambahkan elemen "Keamanan" ke dalam kolaborasi tersebut sebagai satu kesatuan.

Pada akhirnya, implementasi DevSecOps dapat membantu perusahaan dalam menjaga keamanan platform digital mereka mulai dari tahap awal pengembangan hingga operasional. Dengan mengintegrasikan keamanan ke dalam setiap langkah pengembangan, perusahaan dapat mengurangi risiko dan biaya yang terkait dengan masalah keamanan.

Mengintegrasikan DevSecOps dalam proses bisnis perusahaan bukan hanya tentang meningkatkan keamanan semata, namun juga tentang meningkatkan kolaborasi dan efisiensi operasional secara berkelanjutan.

Sebagai salah satu solusi, layanan Konsultasi Strategi DevSecOps dari SALT dapat membantu Anda dalam memahami dan menerapkan praktik terbaik dari konsep ini di dalam organisasi.


SALT selaku Digital Transformation Consultant dapat menjadi partner strategis perusahaan Anda dalam mewujudkan cara kerja baru menggunakan DevSecOps ini demi mencapai tujuan bisnis.

Mari eksplorasi berbagai layanan SALT dan mulai perjalanan transformasi Anda bersama kami dengan cara mengklik banner di bawah ini!

connect-us-detail

Mulai Bisnis Anda
Akselerasi Hari Ini!

Connect with Usarrow-rightsalt-detail